Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Kesaksian Saat Guru dengan Penuh Belas Kasih Membebaskan Prajurit yang Tewas dalam Perang

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Dan sekarang kami ada suara hati dari Yu-Ching di Taiwan, juga dikenal sebagai Formosa:

Kesaksian Saat Guru dengan Penuh Belas Kasih Membebaskan Prajurit yang Tewas dalam Perang

Damai Ilahi kepada Guru Yang Terhormat, Pada April 2019, saya melakukan perjalanan di timur laut Tiongkok dan melewati pelabuhan angkatan laut yang terkenal. Bus wisata melaju di sepanjang jalan bukit yang berkelok-kelok di tepi laut. Dilihat secara fisik, pemandangan pelabuhan angkatan laut ini sangat indah. Namun, dengan mata rohani saya, saya melihat tubuh “laut” ini terpelintir kesakitan, dan “penampakan laut” kelihatan seolah-olah sangat tertekan. Saat saya kebingungan, saya melihat terapung di laut banyak jiwa prajurit yang tewas dalam pertempuran laut seabad lalu, ketika Tiongkok, Jepang, dan Rusia berperang memperebutkan pelabuhan angkatan laut ini, Meskipun lebih dari seratus tahun telah berlalu, banyak dari jiwa-jiwa ini masih terjebak dalam penderitaan besar akibat perang tersebut dan belum terbebaskan. Suasana pertumpahan darah tersebut pun membuat laut di dunia alami merasakan kesakitan, tidak hanya jiwa para prajurit yang tewas.

Saya merasa sangat kasihan kepada mereka, dan kepala saya mulai sakit. Saya memberi tahu suami saya yang inisiat tentang situasi ini dan kami berdua segera melafalkan Lima Nama Suci dalam diam dan berdoa agar Guru membantu. Tiba-tiba, tubuh manifestasi Guru yang sangat besar muncul dalam wujud Musa, mengenakan jubah kuning dan memegang tongkat, berdiri di tengah laut. Kedalaman pelabuhan laut yang dalam ini hanya mencapai betis Guru. Tubuh perwujudan Guru kemudian mengangkat tongkat panjang itu tinggi-tinggi dengan kedua tangan dan menusukkannya ke laut dng kekuatan seolah-olah membelah Laut Merah! Pada saat itu juga, Kekuatan Kasih Guru yang tak terhingga tercurah ke dalam laut dan ekspresi “laut” yang pada awalnya terdistorsi dan kesakitan segera menjadi tenang dan tampak jauh lebih damai! Para prajurit dari tiga negara yang tewas dalam pertempuran laut itu juga diangkat oleh Guru! Suasana beracun dan berdarah yang menyelimuti laut ini telah dihilangkan dan dibalikkan oleh Guru!

Menyaksikan fenomena yang luar biasa ini, saya benar-benar tersentuh! Tapi saya juga punya sedikit keraguan: “Mengapa malah penjajah bisa diangkat?” Dengan nada belas kasih, tubuh manifestasi Guru menjawab saya, “Di mata Tuhan, orang-orang di semua negara adalah anak-anak-Nya yang terkasih. Oleh karena itu, Dia tidak membeda-bedakan prajurit dari negara mana pun dan mengangkat derajat mereka semua. Dalam perang, tidak ada pemenang sejati.” Memang benar, tidak ada pemenang sejati dalam perang! Perang hanya membawa derita yang sangat besar bagi rakyat, menghancurkan keluarga, dan merenggut nyawa banyak tentara yang tidak bersalah. Bahkan setelah mereka tewas, sering kali jiwa mereka masih tenggelam dalam penderitaan yang luar biasa. Perang adalah mutlak terlarang. Hanya perdamaian yang terbaik. Apa pun perselisihan yang terjadi antar negara, haruslah dirundingkan secara damai, dan tidak boleh menimbulkan perang karena umat manusia adalah saudara dan saudari.

Terima kasih, Guru, karena dengan belas kasih telah menyelamatkan makhluk hidup yang menderita! Semoga harapan mulia Guru segera terwujud! Dengan segala hormat, Yu-Ching dari Taiwan (Formosa)

Yu-Ching yang damai, Terima kasih telah menceritakan penglihatan ajaib Anda. Welas Asih dan Cinta Guru kita Terkasih tidak mengenal batas. Ini ada balasan hangat dari Guru: “Yu-Ching yang tulus, saya sangat senang mata rohani Anda cukup terbuka untuk melihat penderitaan di dunia tak kasatmata. Pengalaman ini memperjelas kepada Anda betapa kuatnya doa yang tulus dan bahwa mengulang-ulang Lima Nama Suci sungguh dapat menciptakan keajaiban. Ada begitu banyak penderitaan di seluruh dunia sehingga kita harus berlatih dengan tekun untuk bantu membersihkannya dan membawa kedamaian di manapun ada perselisihan. Selalu berdoa kepada Tuhan untuk membantu Anda dalam segala situasi dan membawakan cinta, cahaya, dan kesembuhan di mana pun dibutuhkan. Terima kasih telah menjadi instrumen yang baik dan membantu jiwa-jiwa yang mungkin akan tinggal lebih lama di sana jika bukan karena doa-doa Anda. Semoga Anda dan Taiwan (Formosa) yang mulia selamanya dikelilingi oleh perlindungan Para Buddha. Mencintai Anda berdua!”
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android